Tugas IBD


MANUSIA DAN PENDERITAAN DALAM BUKU IBD






DI SUSUN OLEH : Kelompok 3
Kelas                    : 1KA03
Nama          : 1.     Abdul Kholiq                                      10117017
                     2.            Benny Briyantoro                               11117200
                     3.            Fahmi Adam                                      12117061
                     4.             Faris Anandatica Prakoso                 12117208
                     5.             Muhammad Millenia Arya Putra      14117121 
                     6.             Virly Thalia Sriani                            16117127




FAKULTAS ILMU KOMPUTER TEKNOLOGI DAN INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018




PENDAHULUAN

Penderitaan selalu dialami oleh setiap manusia. Penderitaan memiliki berbagai macam hal yang manusia tersebut dapat dikatakan menderita. Siksaan yang di alami manusia dapat berupa jasmani maupun rohani pada siksaan inilah yang dapat menyebabkan manusia menderita seperti mendapatkan siksaan yang sifatnya psikis menyebabkan keadaan dalam diri manusia tersebut penuh kebimbangan, kesepian dan ketakutan.

Dalam hal ini berawal dari ketakutan dapat menyebabkan phobia. Umumnya ada dua aliran tentang penyebab phobia. Ahli-ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yanng dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang.

Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah problemanya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli-ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena sipenderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan sipenderita sepuluh kali lebih parah.(p.106)

Kekalutan mental adalah salah satu penderitaan batin dan dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakkemampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingah secara kurang wajar. (p.107)














MANUSIA DAN PENDERITAAN

A. Pengertian Penderitaan

Penderitaan berasal dari kata derita yaitu kata yang berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Jadi, derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan yang terdapat dalam lahir dan batin atau lahir batin.

Terdapat intensitas penderitaan berat dan ringan. Namun berat atau ringan tergantung individu itu sendiri. Suatu penderitaan orang lain belum tentu sama dengan penderitaan orang lainnya, penderitaan tersebut dapat merupakan sebagai energi untuk bangkit atau sebagai langkah awal untuk kebahagiaan.

Penderitaan yang dialami manusia sudah merupakan “resiko” hidup, Karena Tuhan dapat memberikan kesenangan atau kebahagian kepada umatnya begitu pula dengan penderitaan atau kesedihan yang diberikan oleh Tuhan agar manusia tidak memalingkan darinya.

Manusia yang mengalami penderitaan dapat menyadarkan dirinya untuk bertobat kepadaNya, seperti dalam surat Al.Insyiqoq:6 dinyatakan ”manusia ialah makhluk yang hidupnya penuh perjuangan” yang berarti manusia harus bekerja keras untuk dapat melangsungkan hidupnya.  Manusia harus menghadapi alam, menghadapi masyarakat sekelilingnya dan tidak boleh lupa untuk bertaqwa terhadap Tuhan.
 
B.  Siksaan

Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani dan dapat berupa siksaan jiwa atau rokhani, dalam siksaan tersebut timbullah penderitaan. Di dalam kitab suci diterangkan jenis dan ancaman sikasaan yang dialami manusia di akhirat nanti, yaitu siksaan bagi orang musyrik, syirik, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak yatim, dan sebagainya. Antara lain dalam ayat 40 surat Al-Ankabut menyatakan:

“Masing-masing bangsa itu kami siksa dengan ancaman siksaan, karena dosa-dosanya. Ada diantaranya kami hujani dengan batu-batu kecil seperti kaum Aad, ada yang diganyang dengan halilintar bergemuruh dahsyat seperti kaum Tsamud, ada pula yang kami benamkan ke dalam tanah seperti Qorun dan ada pula yang kami tenggelamkan seperti kaum Nuh.”(p.103-104)

Dengan siksaan-siksaan itu , Allah tidak akan menganiaya mereka, namun mereka yang menganiaya diri sendiri karena dosa-dosanya. Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak kasus seperti siksaan, pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, perampokan, dan sebagainya.

Siksaan yang sifatnya psikis misalnya  kebimbangan, kesepian dan ketakutan dapat di jelaskan dibawah ini
1.     Kebimbangan dapat dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Misalnya pada saat memilih universitas pada saat ingin kuliah antara jurusan yang di pilih orang tua atau jurusan yang dipilih sendiri. Dalam keadaan seperti itu terjadi kesiksaan apabila orang tersebut lemah berpikir maka akan mengalami kesiksaan berkepanjangan dan sebaliknya  dengan yang memiliki pemikiran cepat maka siksaan tersebut akan cepat diatasi.

2.     Kesepian dialami seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan ramai. Kesepian harus cepat diatasi. Sebagai homo socius, seseorang perlu kawan maka orang yang mengalami rasa kesepian pasti mencari teman untuk diajak berkomunikasi, maka dari itu pada saat rasa kesepian datang carilah kesibukan diri sendiri.

3.     Ketakutan adalah bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Jika rasa takut dibesar-besarkan maka disebut phobia, seperti kebanyakan orang yang takut dengan tikus, ular, serangga dan lainnya, ketakutan seperti itu dinamakan phobia ringan. Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan, antara lain:

a)    Claustrophobia dan agrophobia
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup sedangkan agrophobia adalah ketakutan yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.
b)    Gamang
Gamang adalah ketakutan pada saat di tempat tinggi.
c)    Kegelapan
Kegelapan adalah suatu ketakutan seseorang pada saat ditempat gelap.
d)    Kesakitan
Kesakitan adalah ketakutan yang dialami pada saat sakit seperti takut jarum suntik.
e)    Kegagalan
Kegagalan adalah ketakutan dari seseorang mengalami kegagalan seperti pada saat belajar sepeda terjatuh dari  sepeda dan mengalami trauma dan tidak pernah mencoba sepeda.(p.105-106)
C.  Kekalutan Mental
         
          Dalam ilmu psikologi penderitaan batin dikenal sebagai kekalutan mental yang secara sederhana disebut gangguan kejiwaan yang terjadi akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.

Gejala-gejala permulaan bagi yang mengalami kekalutan mentah adalah :
a)    Pada jasmani sering merasakan pusing, sesak napas, apatis, nyeri pada lambung.
b)    Pada kejiwaannya terasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburun dan mudah marah.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah:
a)    Gangguan kejiwaan akan nampak gejala-gejalanya baik jasmani ataupun rokhaninya.
b)    Pada saat mempertahankan dirinya menggunakan cara negatif seperti mundur atau  berlari, karena pada seseorang yang tidak memiliki gangguan kejiwaan justru bukan dengan melarikan diri melainkan dengan memecahkan masalah itu sendiri dengan cara melawan atau memecahkan persoalannya.
c)    Kekalutan merupakan titik patah(mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.

Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental,dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
a)    Memiliki kepriadian yang lemah
b)    Terjadinya konflik sosial budaya
c)    Cara pematangan batin
Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang dapat mendorongnya ke arah :
a)    Positif : Pada saat seseorang mengalami trauma(luka jiwa) maka orang tersebut tidak menjalani kehidupannya dengan mengalami frustasi melainkan dengan melakukan kegiatan positif setelah kejatuhan dalam kehidupannya.
b)    Negatif : Trauma yang dibiarkan atau diperlarutkan sehingga mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk frustasi antara lain :
1)                Agresi
2)                Regresi
3)                Fiksasi
4)                Proyeksi
5)                Identifikasi
6)                Narsisme
7)                Autisme  
Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1)    Kota-kota besar.
2)    Anak-anak muda.
3)    Wanita.
4)    Orang yang tidak beragama.
5)    Orang yang terlalu mengejar materi.(p.107-108)

Pada mereka yang mulai merasakan tidak mampu lebih lama menderita, biasanya terlontar kata-katanya lebih baik mati daripada hidup, dengan pengertian bahwa dengan kematiannya maka berakhirlah penderitaan yang dialaminya. Itulah sebabnya mereka yang terlalu menderita  dan merasa putus asa, lalu mengambil jalan “pintas” dengan bunuh diri.

D.  Penderitaan dan Perjuangan
          Setiap manusia pasti mengalami penderitaan baik berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian dari kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau meghilangkan sama sekali. Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan budayanya ia dapat berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidup. Allah telah berfirman dalam surat arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang mengubahnya.
          Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya dengan berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar dengan waspada dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Manusia hanya merencanakan dan Tuhan yang menentukan. Kelalaian manusia merupakan sumber malapetaka yang menimbulkan penderitaan.
Penderitaan yang terjadi selain dialami sendiri oleh yang bersangkutan, mungkin juga dialami oleh orang lain. Bahkan mungkin terjadi akibat perbuatan atau kelalaian seseorang, orang lain atau masyarakat menderita. Seperti pemimpin kita Bung Karno dan Bung Hatta yang berapa lama mendekam dalam penjara kolonial karena perjuangannya memerdekakan bangsa.  Demikian juga pemimpin kita yang lain.
E. Penderitaan, Media Masa dan Seniman
                   Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi dan sebagainya menyejahterakan manusia dan sebagian lainnya membuat manusia menderita. Penciptaan bom atom, reaktor nuklir, pabrik senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan manusia. Hal ini sudah terjadi seperti bom atom di Hirosyima dan Nagasaki, kebocoran reaktor nuklir di Unisoviet, kebocoran gas beracun di India. Penggunaan peluru kendali dalam perang Irak.
          Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana alam, bencana perang, dan lain-lain. Contohnya adalah tenggelamnya kapal Tampomas Dua di perairan Masalembo, Jatuhnya pesawat hercules yang mengangkut para perwira muda di Condet dan masih banyak lagi.
          Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati.
Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni. Sebagai contoh bagaimana penderitaan anak bernama Arie Hangara yang mati akibat siksaan orang tuanya sendiri yang difilmkan dengan judul “Arie Hanagara”.
F. Penderitaan dan Sebab-Sebabnya
          Apabila kita dikelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut:
A)         Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan kata lain manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya.

          Karena perbuatan buruk antara sesama manusia maka manusia lain menjadi menderita, misalnya :
·          perbuatan buruk orang tua Arie Hangara yang menganiaya anak kandungnya sendiri sampai mengakibatkan kematian, sudah pantas jika dijatuhkan hukuman oleh pengadilan Negeri Jakarta Pusat supaya perbuatannya itu dapat diperbaiki dan sekaligus merasakan penderitaan.
·          Pembantu rumah tangga yang diiperkosa, disekap, disiksa oleh majikannya, sudah pantas jika majikan yang biadab itu diganjar dengan hukuman penjara oleh pengadilan Negeri Surabaya supaya perbuataannya itu dapat diperbaiki dan sekaligus merasakan penderitaan sedangkan pembantu yanng telah menderita itu dipulihkan.(p.109-110)
Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia. Tetapi manusia tidak menyadari hal ini. Mungkin kesadaran itu baru timbul setelah musibah yang membuat manusia menderita, misalnya:
·          Musibah banjir dan tanah longsor di lampung selatan bermula dari penghunian liar di hutan lindung, kemudian dibabat menjadi tandus dan gundul oleh manusia-manusia penghuni liar itu. Akibatnya beberapa jiwa jadi korban banjir, ratusan rumah hancur, belum terhitung lagi jumlah ternak dan harta benda yang hilang/musnah. Segenap lapisan masyarakat, pemerintah dan ABRI bekerja sama untuk membebaskan para korban dari penderitaan ini.

B)         Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan

Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan/azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat  merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu. Beberapa kasus penderitaan semacam ini dialami manusia. Contoh kasus penderitaan dapat diungkapkan berikut ini:

·          Nabi Ayub mengalami siksaan Tuhan, tetapi dengan sabar ia menerima cobaan ini. Bertahun-tahun ia menderita penyakit kulit, sehingga istrinya bosan memeliharanya, dan ia dikucilkan. Berkat kesabaran dan pasrah kepada Tuhan, sembuhlah ia dan tampak lebih muda, sehingga istrinya tidak mengenalinya lagi. Disini kita dihadapkan kepada masalah sikap hidup kesetiaan, kesabaran, tawakal, percaya, pasrah, tetapi juga sikap hidup yang lemah, seperti kesetiaan dan kesabaran sang istri yang luntur, karena penyakit Nabi Ayub yang cukup lama.(p.109-111)

G. Pengaruh Penderitaan
          Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna”, “nasi sudah menjadi bubur”. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti atau tidak mau kawin, tidak memiliki gairah hidup.
          Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa,ia berjuang menentang kawin paksa; anti ibu tiri, ia berjuang melawan sikap ibu tiri,anti kekerasan, ia berjuang menentang kekerasan, dan lain-lain.
          Apabila sikap negatif dari sikap positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca dan para penonton akan memberikan penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yan lebih sesuai. Keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.(p.111-112)
KESIMPULAN
          Pada resume makalah ini telah dijelaskan bahwa manusia dan penderitaan itu saling berdampingan dan sudah diatur oleh Tuhan. Manusia harus menghadapi penderitaan ringan ataupun berat dengan cara yang baik karena setiap perbuatan selalu ada timpal baliknya.
                  
          Oleh sebab itu saat menghadapi penderitaan tersebut sebagai manusia kita harus sabar dan pasrah kepada tuhan karena tuhan sudah membuat rencana yang baik untuk hidup manusia jika manusia tersebut mengikuti dengan baik.      


DAFTAR PUSTAKA

Widoyo Nugroho, Ilmu Budaya Dasar; Gunadarma, Jakarta. 1996.
















Komentar

Postingan Populer